Kamis, 05 September 2013

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTF ISLAM (bag.2)


Islam (The Way of Life)

“Pada hari ini Aku telah sempurnakan agamamu (Islam) dan Aku telah melimpahkan nikmat-Ku padamu, dan Aku ridha Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al-Maidah:3).

            Sebagai agama yang telah disempurnakan dan diridhoi oleh Allah, sudah barang tentu harusnya islam menjadi minhajul hayat (pedoman hidup) bagi penganut-penganutnya dalam kerangka memperoleh janji Allah yaitu keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian hidup di dunia maupun di akhirat.

“Allah Pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-Baqarah:257).

            Sudah menjadi sebuah ketetapan Allah bahwasanya islam diturunkan agar menjadi rahmat bagi seluruh alam dengan menuntun seluruh ummat manusia kepada terangnya cahaya (iman), dan bukan kepada kegelapan (kejahiliyahan). Hal tersebut dapat dilihat dari tinjauan etimologis (asal-usul kata, lughawi) dan karakteristiknya.

            Kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana Firman Allah SWT, “Bahkan, barangsiapa (menyerahkan diri) kepada Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112). Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh pada ajaran-Nya.
            Setidaknya ada empat aspek yang berkaitan satu sama lain dari akar kata yang membentuk kata “islam”, yaitu:
1.      Aslama artinya menyerahkan diri. Berarti orang yang masuk Islam harus menyerahkan diri kepada Allah SWT, yaitu ia siap mematuhi ajaran-Nya.
2.      Salima artinya selamat. Orang yang memeluk Islam, hidupnya akan selamat.
3.      Sallama artinya menyelamatkan orang lain. Seorang pemeluk Islam tidak hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga harus menyelamatkan orang lain.
4.      Salam. Aman, damai, sentosa. Kehidupan yang damai sentosa akan tercipta jika pemeluk Islam melaksanakan aslama dan sallama.

            Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Khasaais Al-Ammah Lil Islam menyebutkan bahwa karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam agama lain dan ini pula yg menjadi salah satu sebab mengapa hingga sekarang ini begitu banyak orang yg tertarik kepada Islam sehingga mereka menyatakan diri masuk ke dalam Islam. Ini pula yang menjadi sebab mengapa hanya Islam satu-satunya agama yang tidak “takut” dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuh kerakteristik itu adalah:
1.      Robbaniyyah. Artinya Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah SWT bukan dari manusia, karena itu ajaran Islam sangat terjamin kemurniannya sebagaimana Allah telah menjamin kemurnian Al-Qur’an Allah berfirman dalam Surah Al-Hijr 9 yg artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” Konsekuensinya adalah setiap muslim harus mengabdi hanya kepada Allah sehingga menjadi seorang yang Rabbani, yang artinya memiliki sikap dan nilai-nilai yang datang dari Allah SWT.

2.      Insaniyyah. Artinya Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia karena itu Islam merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada dasarnya tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.

3.      Syumuliyah. Islam merupakan agama yang lengkap tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam itu nampak dari konsep Islam dalam berbagai bidang kehidupan mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara.

4.      Al Waqi’iyyah. Karakteristik lain dari ajaran Islam adalah Al Waqi’iyyah ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisir dalam kehidupan sehari-hari. Islam dapat diamalkan oleh manusia meskipun mereka berbeda latar belakang kaya miskin pria wanita dewasa remaja anak-anak berpendidikan tinggi berpendidikan rendah bangsawan rakyat biasa berbeda suku adat istiadat dan sebagainya.

5.      Al Wasathiyah. Di dunia ini ada agama yg hanya menekankan pada persoalan-persoalan tertentu ada yg lebih mengutamakan masalah materi ketimbang rohani atau sebaliknya. Ada pula yg lebih menekankan aspek logika daripada perasaan dan begitulah seterusnya. Allah SWT menyebutkan bahwa umat Islam adalah ummatan wasathan umat yang seimbang dalam beramal baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan rohani. Manusia memang membutuhkan konsep agama yang seimbang hal ini karena tawazun merupakan sunnatullah. Di alam semesta ini terdapat siang dan malam gelap dan terang hujan dan panas dan begitulah seterusnya sehingga terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Dalam soal aqidah misalnya banyak agama yang menghendaki keberadaan Tuhan secara konkrit sehingga penganutnya membuat simbol-simbol dalam bentuk patung. Ada juga agama yg menganggap tuhan sebagai sesuatu yang abstrak sehingga masalah ketuhanan merupakan kihayalan belaka bahkan cenderung ada yang tidak percaya akan adanya tuhan sebagaimana komunisme. Islam mempunyai konsep bahwa Tuhan merupakan sesuatu yang ada namun adanya tidak bisa dilihat dengan mata kepala kita keberadaannya bisa dibuktikan dengan adanya alam semesta ini yang konkrit maka ini merupakan konsep ketuhanan yang seimbang. Begitu pula dalam masalah lainnya seperti peribadatan akhlak, hukum dan sebagainya.

6.      Al Wudhuh. Karakteristik penting lainnya dari ajaran Islam adalah konsepnya yang jelas. Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam bahkan pertanyaan umat manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas apalagi kalau pertanyaan tersebut mengarah pada maksud merusak ajaran Islam itu sendiri.


7.       Al Jam’u Baina Ats Tsabat wa Al Murunnah. Di dalam Islam tergabung juga ajaran yang permanen dengan yang fleksibel . Yang dimaksud dengan yang permanen adalah hal-hal yg tidak bisa diganggu gugat, misalnya shalat lima waktu yang mesti dikerjakan tapi dalam melaksanakannya ada ketentuan yang bisa fleksibel misalnya bila seorang muslim sakit dia bisa shalat dengan duduk atau berbaring kalau dalam perjalanan jauh bisa dijama’ dan diqashar dan bila tidak ada air atau dengan sebab-sebab tertentu berwudhu bisa diganti dengan tayamum.

Pengikut

Jumlah Pengunjung

free counters